Social Icons

RESENSI


ZAHRANA ; ANTARA CITA, CINTA, DAN ORANGTUA

Judul Buku: Cinta Suci Zahrana
Penulis: Habiburrahman El Shirazy
Penerbit: Ihwah
Terbit: Mei 2011
Tebal: 276 Halaman
Peresensi: Septani Epianti

Habiburrahman El Shirazy atau yang akrab disapa Kang Abik, memang tak kenal lelah untuk terus mewarnai kesusastraan islami indonesia. Ia dengan kekhasannya, mampu mengangkat hal-hal yang berbau islami, menjadi sesuatu yang unik dan menarik ke dalam sebuah karya sastra.

Dimulai dengan Ayat-Ayat Cinta yang sempat benar-benar booming di tahun 2004, Ketika Cinta Bertasbih di tahun 2007, dan Dalam Mihrab Cinta di tahun 2010 serta beberapa karya best seller lainnya, Cinta Suci Zahrana pun mewarisi hal yang sama. Novel terbitan Mei, 2011 ini di kabarkan telah siap tayang perdana 22 Desember 2011 lalu.
Dinobatkannya Kang Abik sebagai novelis nomor pertama di indonesia oleh Insani Universitas Diponegoro, Semarang, pada tahun 2008, serta ditasbihkan oleh harian Republika sebagai Tokoh Perubahan Indonesia di tahun 2007, menjadi salah satu keunggulan Kang Abik yang juga ia tularkan pada karya-karyanya.  
Seperti yang sudah di singgung di atas, novel-novel Kang Abik tak pernah kehilangan kekhasannya. Selalu menyuguhkan pelajaran berharga bertemakan cinta yang di bingkai apik penuh makna pada jalurnya.
Berbeda dengan Ayat – Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, dan Dalam Mihrab Cinta yang mengusung tema cinta dikalangan pesantren, Cinta Suci Zahrana menguraikan kisah hidup seorang perempuan yang bernama Rana, yang begitu ambisius dan perfeksionis dalam hal menempuh pendidikan. Ia tunda keinginan orangtuanya yang telah senja untuk memiliki putra. Baginya, pendidikan dan penghargaan adalah segalanya. Yang kemudian segala itu membawanya lupa akan jati dirinya, lupa akan sisi lain kehidupannya. Tumbuh menjadi Rana yang sejenak mengabaikan cinta demi meraih cita.
 Kang Abik, sang penulis novel, mengalunkan nada pesannya dengan baik. Selain memotivasi pembaca lewat tokoh brilian Zahrana yang ia ciptakan, pembaca juga di bawa untuk menyadari dan mempelajari berbagai hal. Menyadari bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu memang tidaklah baik, serta apa yang kita anggap baik, bisa jadi belum tentu baik di mata orang lain dan sebaliknya.
 Kilasan tentang negara Bejing yang sedikit di ulas dalam buku di sebabkan sang tokoh utama di kisahkan meraih penghargaan tingkat internasional di bidang arsitektur, juga membawa pembaca mempelajari nilai-nilai positif dari bangsa asing. Betapa Bejing sangat menghargai sejarah bangsanya, memakmurkan setiap petaninya, serta melesat bersaing ketat dengan negara – negara sekelasnya.
Di samping cerita yang begitu menyentuh dan mengalir seakan pembaca mengalami problema yang melilit sang tokoh, penulis juga mengajak pembaca memahami islam dengan bahasanya yang menyejukkan. Kisah-kisah hubungan antar manusia (kisah cinta), di gambarkan secara menarik dan utuh tanpa harus terkesan vulgar.
Pembaca pun juga akan mendapatkan beragam nilai kebermanfaatan dalam setiap karya yang di tulis Kang Abik, tak terkecuali pula dalam buku ini. Selain sebagai media penyaluran dakwah bagi generasi muslim lewat kisah cinta yang di bingkai apik menurut aturan islam yang bebas dari kesan fanatik, kolot, dan menakutkan, novel ini juga mengajarkan pembaca tentang tebaran makna kehidupan, cara menyikapi hidup, serta menyingkap hikmah dari setiap masalah.
Bahasa yang ringan, ide cerita yang juga ringan menyangkut kehidupan sehari-hari namun memiliki kejutan-kejutan tak terduga di dalamnya, membuat novel ini sungguh menarik dan mengasyikkan untuk di baca.
Novel pembangun jiwa dengan tebaran pelajaran berharga ini ditutup dengan kisah ketulusan cinta. Ketulusan cinta dari seorang lelaki yang terbilang muda bernama Hasan Baktinusa kepada Zahrana yang sudah kepala tiga karena cita.

Tidak ada komentar: